Sabtu, 21 November 2009

TOOL CASE

I. CASE TOOL

Apa itu CASE?

Secara umum seorang software engineer maupun engineer dari disiplin ilmu yang lain dalam membangun/mengembangkan suatu produk, memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Mengetahui manfaat tools yang dapat membantu dalam membangun/mengembangkan suatu produk.
2. Mampu mengorganisasikan tools yang memungkinkan untuk bekerja cepat dan efisien.
3. Memiliki pengetahuan teknik membangun/mengembangkan produk serta handal dalam menggunakan tools untuk membantu pekerjaannya.

Dalam software engineering telah dikenal banyak tools (computer-base system) yang dikenal dengan Computer-Aided Software Engineering (CASE). CASE merupakan suatu teknik yang digunakan untuk membantu satu atau beberapa fase dalam life-cycle software, termasuk fase analisis, desain, implementasi dan maintenance dari software tersebut. Manfaat CASE tools untuk software engineer dijabarkan sebagai berikut:

1. CASE tools memperbesar kemungkinan otomatisasi pada setiap fase life-cycle software.
2. CASE tools sangat membantu dalam meningkatkan kualitas design model suatu software sebelum software itu dibangun/dikembangkan, baik itu untuk software yang dibangun dalam simple maupun complex environment.

Ada banyak tools yang mendukung pembangunan/pengembangan suatu software. Agar tidak membingungkan, CASE tools dibagi menjadi beberapa kategori:

1. Information engineering-supporting products. Ada beberapa proses dari life-cycle, yang dihasilkan dari rencana strategis dari perusahaan dan yang menyediakan suatu repository untuk membuat dan memelihara enterprise models, data models dan process models.
2. Structured diagramming-supporting products. Produk ini sangat mendukung dalam memodelkan data flow, control flow dan entity flow.
3. Structured development aids-providing products. Merupakan produk yang cocok digunakan oleh sistem analis, karena didukung oleh suatu proses terstruktur sehingga penganalisaan lebih cepat dan akurat.
4. Application-code-generating products. Produk ini mampu menghasilkan application-code untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh designer.

CASE tools diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Upper CASE. CASE tools yang didesain untuk mendukung perencanaan, identifikasi, dan seleksi proyek (permulaan dari perencanaan proyek), tepatnya pada fase analisis dan desain dari suatu system development life cycle (SDLC).
Tools yang termasuk kelas ini adalah jenis Diagramming tools, Form and report generators, dan Analysis tools. Contoh CASE tools: Cradle, PRO-IV Workbench, ProKit*WORKBENCH, MS Visio .

2. Lower CASE. CASE tools yang didesain untuk mendukung tahap implementasi dan maintenance dari SDLC. Tools yang termasuk kelas ini adalah jenis Code generators.
Contoh CASE tools: Level/l-User Sensitive CASE, PRO-IV application Development, Visual Basic, PHP, Java.

Mengapa harus menggunakan CASE? Hal yang melatarbelakangi munculnya CASE tools adalah: karena selama ini para software engineer hanya melakukan pembuatan perangkat lunak untuk mengoptimalkan pekerjaan orang lain. Sedangkan software engineer itu sendiri dalam aktifitasnya belum sepenuhnya terotomatisasi. Sehingga muncullah CASE tools untuk membantu para software engineer tersebut.

Kapan harus menggunakan CASE? CASE tools ini ada, ketika:

1. Meningkatnya permintaan pasar akan software, sehingga dibutuhkan tools untuk mempercepat pembuatan software, agar mengimbangi permintaan pasar tersebut.
2. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menyebabkan client menuntut software engineer untuk memperbaharui software yang sudah ada atau membangun software baru yang memiliki spesifikasi lebih kompleks.

Dimana CASE dapat digunakan? CASE tools digunakan dalam semua aktifitas software engineer, termasuk dalam proses analisis, desain, implementasi, instalasi bahkan maintenance, baik pada lingkungan yang sederhana sampai yang kompleks yang mencakup: database, people, hardware, network, operating system.

Bagaimana cara menggunakan CASE? Dalam menggunakan suatu CASE tools, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan terlebih dahulu. Diantaranya:

1. Lakukan studi terhadap teknologi yang ada agar kita bisa mempersiapkan dampak perubahan teknologi yang akan terjadi nantinya, sehingga model yang dibangun nantinya bisa fleksibel terhadap perubahan.
2. Evaluasi bagaimana jika organisasi yang sudah ada harus dibangun ulang agar bisa mengambil keuntungan dari teknologi baru.
3. Tetapkan suatu ketentuan untuk mengganti sistem yang lama dengan teknologi baru yang paling efektif.
4. Tentukan suatu metodologi pembangunan sistem.

Setelah melakukan tahapan-tahapan tersebut, barulah kita bisa menentukan CASE tools yang akan dipakai, misalnya : Poseidon for UML atau ArgoUML.

ArgoUML
ArgoUML merupakan suatu tools interaktif yang digunakan untuk mendesain, membangun dan mendokumentasikan perangkat lunak berbasis objek. ArgoUML dibangun oleh Jason Robbins bersama rekan-rekannya di Universitas California.

ArgoUML digunakan oleh para desainer, developer, analis, dan yang lainnya yang terlibat dalam analisa, desain dan pembangunan suatu perangkat lunak. Salah satu keunggulannya adalah 100% platform independent dan open source. Sebenarnya ArgoUML sendiri tidak untuk diproduksi/dipasarkan secara resmi. Ada beberapa masalah yang mungkin timbul ketika digunakan. Dibandingkan dengan tools serupa yang komersil, ArgoUML bisa dikatakan kurang stabil. Namun karena itulah ArgoUML bersifat open source, tujuannya agar kita bisa memperluas dan mengcustomize sendiri fitur-fitur yang diinginkan serta memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditemukan.

Untuk tujuan pendidikan dan komersil, ArgoUML bisa dikatakan menarik banyak peminat. Ini terbukti sampai pada pertengahan tahun 2001 sudah tercatat 100.000 orang yang men-download ArgoUML sejak pertama kali dirilis pada tahun 1998.

Poseidon for UML

Poseidon merupakan versi komersil dari ArgoUML yang dibuat oleh Marko Boger yang merupakan salah satu peneliti di Universitas Hamburg. Dia juga salah satu dari tim yang dipimpin oleh Jason Robbins ketika membangun ArgoUML. Poseidon dibuat ketika Jason Robbins keluar dari tim untuk melakukan pekerjaan lain.

Poseidon dibangun dan dikembangkan dengan cara bekerja sama dengan para ahli dan perusahaan-perusahaan terkemuka. Tujuannya untuk membangun suatu tools yang lengkap berdasarkan kebutuhan dari berbagai pemakai.

II. Fase Pengembangan dan Fase Pemeliharaan

Kedua fase ini tidak berada dalam satu fase, karena kedua fase ini memiliki fase/tahapan-tahapan masing-masing. Namun fase pemeliharaan didalam pengembangan secara cyclic ini, berada didalam fase pengembangan atau menjadi salah satu kegiatan fase pengembangan perangkat lunak. Namun walaupun begitu fase pemeliharaan memiliki fase kegiatan tersendiri setelah system diinstall dan dipakai. Pemeliharaan mencakup koreksi dan perbaikan berabagai error yang ada.

Pengembangan pernagakat lunak yang bersifat cyclic meliputi kegiatan-kegiatan antara lain :

1. Studi dan Analisa
2. Desain global
3. Desain detail
4. Implementasi
5. Operasi dan Pemeliharaan

Jadi kedua fase ini tidak berada dalam satu fase tertentu, namun secara syclyc fase pemeliharaan menjadi bagian dari kegiatan fase pengembangan perangkat lunak.

D. Tool CASE

Tool CASE adalah otomatis, paket software secara microcomputer untuk analisa dan didesain system. Ada empat alasan untuk penggunaan tool CASE yaitu:

1. Untuk meningkatkan produktifitas analis system

2. Perantara komunikasi antara analis dan user

3. Menyiapkan kontinuitas diantara fase siklus hidup

4. Untuk mengetahui pengaruh dari maintenance

Tool CASE dibagi menjadi beberapa katogori yaitu:

*Upper CASE (front-end CASE), digunakan untuk melakukan analisa dan desain

*Lower CASE (back-end CASE).

Tool ini men-geterate kode sumber bahasa program dari disain CASE

*Integrated CASE, melakukan fungsi upper and lower CASE

Analisa dan perancangan system berorientasi obyek

FOLLOWSHIP



“The longer I study effective leaders, the more I am convinced of the under-appreciated importance of effective followers.” That comment by leadership guru Warren Bennis, quoted by the authors of this article, neatly sums up their message. They argue that “followership” (not “followship” as in the title) has been neglected in comparison to leadership, that leadership and followership are not contraries but aspects of the same thing, and that the future trend is to light leadership and heavy followership. These concepts are closely related to Michael Useem’s “leading up” and to Jim Collins’ Level 5 leadership. With all the attention given to leaders and leadership, following has acquired a negative connotation. The authors ask: “Who would want to publicly announce that they are followers and not leaders?” In the management literature, followers are seen as reacting to leadership rather than the other way around. However, in today’s less-hierarchical, knowledge-based organizations, good followership may be even more important to organizational success than good leadership. Rather than being contraries, the authors contend that there is a continuum from leadership to followership along a spectrum. At the one end of the continuum, heavy leadership is combined with light followership; at the other end, light leadership is combined with heavy followership. Whether a leader will be light or heavy depends greatly on the heaviness of the followers he leads and vice versa. A heavy follower is able to lead upward; in other words, his followership involves leading. Heavy followers are active and engaged, taking responsibility for their followership. Light leadership is practiced at many professional services firms where the difference between leader and follower is already more fluid due to the different roles professionals have. Heavy followership or a light leadership, however, depends far more on attitude than on knowledge and experience. This means that even traditional manufacturing enterprises can adopt the light leadership approach. They simply need to empower employees by letting go of command-and-control methods, as illustrated by the experience at the Brazilian company Semco, described by Ricardo Semler in his two books. The authors state that, ultimately, there is no difference between following and leading because heavy followers and light leaders share the same traits: both listen well and emphatically to other’s points of view and have respect for those they are leading or being led. Furthermore, a good (light) leader should be able constantly to switch between leading and following. The authors conclude that “Following and leading are not roles or even mindsets, but internal activities within the same person who can switch from leading to following and back again in an instant.”

TERTAWA,


Tertawa sering diidentikkan dengan sukacita. Ada benarnya, namun tertawa lebih dari sekedar bersukacita, karena tertawa memiliki seribu wajah. Tertawa dapat berarti gembira, karena ada unsur positif, dan tertawa dapat berarti mengejek, merendahkan dibarengi unsur negatif di dalamnya. Lihat kebenaran berikur tentang tertawa:

  1. TERTAWA ITU SEHAT. Tertawa menjelaskan tentang jiwa yang sehat. Jiwa yang sehat, harus dibangun dengan kemampuan tertawa dari hati yang bersih, sehingga tertawa menjadi murni, yang mengkspresikan isi jiwa petertawa. Orang yang tertawa sehat, memiliki gairah dan sukacita yang memungkinnya untuk tertawa serta berbagi suka.
  2. MENERTAWAI DIRI SENDIRI. Tertawa yang sehat harus dibangun dengan kemampuan menertawai diri sendiri, yang menutup kemungkinan untuk ditertawai oleh orang lain. Menertawai diri sendiri menjelaskan tentang adanya keberanian mengkritisi diri secara positif, yang membangun kesadaran akan kepentingan mengoreksi serta mengembangkan diri untuk mejadi lebih baik.
  3. MENERTAWAI ORANG LAIN. Tertawa orang lain dapat dilihat dari sisi positif dan negatif. Dari sisi positif, menertawai orang lain, karena melucu, lucu dalam kancah sendah gurau merupakan tanda partisipasi dengan kegembiraan orang lain. Tertawa orang lain dari sisi negatif, atau menertawai orang lain yang dianggap rendah, merupakan perendahan, yang menjelaskankan kerendahan jiwa petertawa.
  4. TERTAWA BERSAMA. Tertawa bersama meneguhkan kebersamaan, berbagi rasa, berbagi sukacita yang menjelaskan ada saling menerima, saling mendukung dengan kesediaan berbagi. Tertawa bersama meneguhkan persekutuan, yang olehnya ada rasa seperjuangan utuk maju bersama.
  5. TERTAWA DALAM KEPEMIMPINAN. Pemimpin harus belajar untuk tertawa yang sehat. Tertawa yang sehat dibuktikan dengan kemampuan untuk memaknai tertawa dalam kepemimpinan. Pemaknaan dan pelaksanaan tertawa yang bermakna akan meneguhkan hubungan-hubungan kepemimpinan dan menyiratkan upaya mencipta hubungan responsif yang dinamis, menggairahkan kinerja bersama, membangkitkan semangat kekawanan. Tertawa yang meneguhkan dan mencipta hubungan responsif dinamis ini pada gilirannya akan meneguhkan interaksi positif dalam kepemimpinan yang melancarkan upaya memimpin, mewujudkan kepemimpinan berkualitas. Tertawa dalam kepemimpinan pada akhirnya menjelaskan tentang keyakinan kuat (unshaked confidence) bagi keberhasilan yang pasti direngkuh bersama.

Selamat tertawa demi keberhasilan bersama!!!

Jumat, 06 November 2009

Pulau Bangka pantai Parai Tenggiri

Pulau Bangka dengan ibukota Kabupatennya Sungailiat, yang terletak 30 km sebelah utara kota Pangkalpinang, selama ini dikenal sebagai pulau penghasil timah. Namun pulau Bangka ternyata memiliki sederetan pantai-pantai yang cantik dan mempunyai daya tarik tersendiri, di antaranya yaitu Pantai Parai Tenggiri, dalam Kawasan Wisata Terpadu Pantai Parai Tenggiri di mana terdapat Parai Regency Beach Resort resort bintang 4 & Spa, serta Grand Parai Pool Villas Resort & Spa, resort bintang 5. Selain pantai, Pulau Bangka juga memiliki beberapa Wisata Alam, di antaranya Gunung Menumbing yang berada di Kecamatan Mentok, sekitar 30 km dari Kota Mentok. Di lokasi gunung berketinggian 800 mdpl ini terdapat kamar presiden RI pertama Ir. Soekarno yang pernah di asingkan di Pulau Bangka.
Apa keunikan dari Kawasan Wisata Terpadu Pantai Parai Tenggiri di Sungailiat (atmosfer, pemandangan, cuaca, fasilitas dan pelayanan ) ?

Kawasan Wisata Terpadu Pantai Parai Tenggiri di Sungailiat, Bangka ini, merupakan kawasan yang mempunyai fasilitas yang sangat lengkap, di antaranya Parai Regency Beach Resort & Spa, di mana pantai Parai Tenggiri merupakan pantai yang paling popular, dan ekslusif di Pulau Bangka. Pantai Parai Tenggiri memiliki ke-eksotisan tersendiri, pantainya landai berpasir putih. Ciri khas utamanya berupa bebatuan granit beragam bentuk dan ukuran dalam kondisi apa adanya. Bebatuan granit itulah yang membuat panoramanya berbeda dengan pantai lain.
Pelangi Restoran yang buka selama 24 jam dengan live music organ tunggal dari pukul 19.00 sampai dengan pukul 23.00 WIB, atau ingin menikmati barbeque di sebuah pulau kecil yang eksotik, The Rock Island Grill & Bar, selalu menyuguhkan BBQ dan Seafood yang segar sambil menikmati pemandangan berupa panorama laut lepas dan bernuansa sangat romantis karena berada disebuah pulau kecil yang sangat eksotis, yang berjarak sekitar 200 meter dari lobi hotel.
Di Kawasan Wisata Terpadu Pantai Parai Tenggiri ini terdapat beberapa obyek antara lain, Parai Regency Beach Resort & Spa. Resort berbintang 4 dengan 60 kamar yang terdiri dari 15 standard Room (hotel), 30 deluxe room (Cottage), 10 deluxe Beach Front (Cottage) serta 5 Suite Room (Cottage). Selain itu, dalam kawasan wisata terdapat Grand Parai Pool Villas Resort & Spa sebuah resort butik berbintang 5.

Grand Parai Pool Villas Resort & Sp, dibangun dengan konsep "Total privasi dan mewah". Saat ini Parai Pool Villas Resort & Spa telah dibangun 10 unit Villa dengan gaya arsitektur Melayu seluas 70 m2 dengan satu kamar tidur dan kamar mandi yang luas, dilengkapi dengan TV 29 inchi serta home theater yang dipadu furnitur dari kayu jati.
Dalam waktu dekat, Parai Pool Villas Resort & Spa akan dikembangkan menjadi total 36 Villa, yang mana masing-masing villa memiliki kolam renang sendiri dengan ukuran 5 x 6 meter, menjadikan resort bintang 5 yang memiliki kolam renang terbanyak di Indonesia.

Masih dalam Kawasan Wisata Terpadu Pantai Parai Tenggiri ini terdapat Parai Tirta Wisata, yaitu pusat permainan olah raga air terlengkap di Propinsi Bangka Belitung, di mana pengunjung dapat melakukan bermacam aktivitas menarik antara lain, naik glass bottom boat untuk menyaksikan ikan-ikan tanpa harus menyelam, parasailing untuk menikmati indahnya panorama pantai Parai Tenggiri dari ketinggian 50 meter, atau naik banana boat , jetski, kano serta snorkeling, di mana pengunjung bisa menyelam dengan fasilitas lengkap sembari menikmati indahnya pemandangan bawah laut.

- Hill Adventure
Merupakan outbound training centre dengan permainan High Rope,
Paintball, Jungle Trekking, Outbound Fun Games serta Student Outing Program "Treasure Hunt"
Untuk memanjakan diri, pengunjung dapat menghilangkan kepenatan serta relaksasi di Martha Tilaar Salon & Day Spa maupun SRIWIJAYA SPA
- SWIMMING POOL
Nikmati bercengkerama bersama keluarga sambil berenang dan langsung menikmati indahnya pantai parai tenggiri
- PLAYGROUND
- SOUVENIR SHOP
Anda dapat membeli cindera mata khas bangka
Ingin menikmati suasana dengan berkaraoke, terdapat Blue Star Theater, Karaoke & Live Music Cafe dengan hall berkapasitas 50 orang dengan big screen berukuran 3 x 4 meter dan 14 VIP rooms yang dilengkapi dengan peralatan modern.
Ingin bersantai dengan hiburan yang tidak kalah menariknya, Galaxy Music Cafe adalah tempat bersantai sambil menikmati alunan musik setiap malam dengan band ibukota serta dilengkapi dengan billiard 9 feet.


Bagaimana transportasi kesana ?

Sangat mudah, karena dari Bandara Soekarno - Hatta,menuju Pangkalpinang , cukup ditempuh selama 50 menit dengan menggunakan pesawat udara. Dalam satu hari terdapat 10 kali penerbangan dari Jakarta menuju Pangkalpinang.
Tiba di Bandara Dipati Amir Pangkalpinang, akan dijemput oleh karyawan hotel, dengan jarak tempuh sekitar 45 menit dari Pangkalpinang, hotel PARAI REGENCY BEACH RESORT & SPA, maupun GRAND
PARAI POOL VILLAS RESORT & SPA, karena kedua hotel tersebut terletak di kawasan wisata terpadu pantai Parai Tenggiri di daerah Sungailiat.

Do and don't selama di Kawasan Wisata Terpadu Pantai Parai Tenggiri, Sungailiat, Pulau Bangka :

- Nikmati semua fasilitas yang tersedia seperti : Swimming Pool, Blue Star Karaoke, Galaxy Music Cafe dengan billiard 9 feet, Aktifitas Air PARAI TIRTA WISATA, santap pagi, slang atau malam di Pelangi Restaurant, Sea view cafe Pool Villa, atau Barbeque di The Rock Island Grill & Bar, menghilangkan penat di Martha Tilaar Salon & Day Spa atau Sriwijaya Spa.
- Dapat menikmati suasana malam di Pangkalpinang dengan menikmati hiburan music dengan pertunjukkan band yang dimeriahkan artis-artis Ibukota- sambil menikmati Steak di JAGUAR MUSIC RESTO
- Jangan lupa membeli Kaos Parai, dan
souvenir-souvenir cantik lainnya khas Parai, sebagai tanda bahwa Anda telah datang dan menginap di Parai Beach Resort & Spa maupun Parai Pool Villas Resort & Spa.

DON'T - Sebaiknya jangan memanjat atau melompat dari batu ke batu.

Fasilitas Parai Beach dan aktivitas apa saja yang umumnnya dilakukan oleh turis yang menginap disana ?
Umumnya, turis menggunakan semua fasilitas yang telah disediakan,dari aktifitas air seperti snorkeling sampai menikmati hidangan barbeque di The Rock Island Grill and Bar, dengan suasana yang hangat dan penuh keromantisan .